Kondisi Alam Manusia
Kelahiran kita sebagai manusia sudah membawa kondisi karma kita masing-masing, berdasarkan benih karma yang kita lakukan di kelahiran kita yang lalu, sebagai manusia, kita sudah terikat oleh kondisi alam manusia, yaitu tidak kekal/Anitya, derita/dukha, tanpa inti/an-atman, baik dalam bentuk lahiriah maupun batiniah/jiwa, yang mana bila kita tidak dapat hidup yang benar, sesuai dengan Kesunyataan Dharma, maka akan sia-sia kita dilahirkan sebagai manusia. Yang mana sebagai manusia, kecuali terikat oleh serba keterbatasannya, juga mempunyai daya kemampuan untuk memperoleh kebahagiaan.
Sebagai manusia yang lengkap, kita sudah membawa karma dasar kehidupan kita masa lalu, serta kita juga bisa menciptakan hidup yang baru Oleh karena itu, mari kita sebagai manusia yang sudah mempunyai karma baik yakni sebagai umat Buddha, dapat hidup sesuai dengan jalan keBuddhaan, sehingga kita dapat memperoleh kebahagiaan Abadi sebagai Buddha.
Kondisi kehidupan manusia sekarang.
Oleh karena benih karma masa lalu kita telah berbuah, maka lahirlah kehidupan kita sekarang ini, yang mana akibat proses karma masa lalu kita yang telah berbuah, maka terciptalah kondisi buah karma kita sekarang yang merupakan Dasar Proses Perjalan kita sebagai manusia dalam kehidupan sekarang.
Bila sekarang kita dilahirkan sebagai manusia yang normal, maka berarti kita bisa melakukan perbuatan benih karma yang baru yang mana terbentanglah 3 proses perjalanan hidup manusia yaitu :
1.Yang bisa merubah nasib jelek ke arah yang lebih baik, yaitu dalam kelahirannya sekarang ini, ia sudah memperoleh nasib yang jelek yang berasal dari perbuataan (karma) masa lalunya, akan tetapi dalam kehidupannya sekarang ini, ia percaya / yakin dalam ajarah Hyang Buddha bahwa : Nasib manusia senang maupun susah semuanya bersumber dari hasil perbuatannya sendiri yang jelek ataupun yang baik, bila ia sekarang rajin, tekun membina diri didalam perbuatan baik dan tidak melakukan perbuatan yang jahat, ucapan, perbuatan dan pikirannya selalu bisa menghargai perbuatan baik orang lain, ia ikut menyebar luaskan ajaraan Hyang Buddha kepada yang berjodoh, ia setiap hari membangkitkan tekadnya untuk memperoleh kebahagiaan, ia melakukan Samadi dan Introspeksi perbuataannya dengan ajaran Hyang Buddha dan mau mengoreksi ke arah yang baik, ia selalu senang beramal, maka dengan perlahan dan pasti, ia berhasil merubah nasib jeleknya ke arah yang lebih baik.
2. Yang merusak nasib baiknya kearah yang jelek; contohnya ; Ada orang yang dasar kelahirannya sudah bernasib baik yaitu orang tuanya sudah membiayai ia sekolah, tetapi ia malas dan tidak mau belajar dengan baik yang sudah seharusnya ia dapat menuju kearah yang lebih baik dan mengangkat derajat dirinya ke arah yang lebih tinggi, akan tetapi karena sikapnya yang malas, ia akan tetap bodoh dan terjerumus, maka yang demikian disebut merusak nasib baiknya ke arah yang jelek, bahkan lebih jelek lagi bila terpengaruh lingkungan dengan memakai obat terlarang (Nakorba) seperti Extasi, Putauw dll. (Yang melanggar Pancasila Buddhis).
3. Yang terbawa nasib / mengikuti nasib, contohnya ; Ada orang yang mudah terbawa oleh arus nasibnya sendiri yaitu disaat senang ia lupa daratan dan disaat susah ia mudah putus asa (di saat susah ia tidak dapat mandiri untuk mengatasi masalahnya), maka orang yang demikian disebut orang yang terbawa oleh arus nasib masa lalunya.
Contoh soal : Kelahiran manusia sekarang ini membawa 3 kondisi buah karma masa lalu yakni :
Kelahiran manusia sekarang ini.
A) Buah Karma / Nasib, yaitu hasil perbuatan sendiri yang lalu telah berbuah, hasil bagus atau jelek, dalam bahasa sehari-hari disebut nasib baik maupun jelek, yang mau tidak mau, sadar maupun tidak sadar, senang maupun tidak senang, suka maupun tidak suka, terima maupun tidak terima harus dijalankan oleh kita sendiri. Bila kita melakukan karma baru yang baik, yaitu pada poin B dan poin C, maka nasib baik yang sedikit dapat dikembangkan, sebaliknya yang jelek dapat dikurangi, apabila kekuatan baik dari poin B dan poin C temyata belum dapat merubah buah karma kita (nasib) sekarang ini, bukan berarti sia-sia perbuatan kita, melainkan semua itu tertampung di dalam Alayavijnana / roh kita untuk kehidupan yang akan datang.
Proses Perjalanan Kehidupan Manusia.
B) Sifat dan Kemauan, yaitu benih perbuatan masa lalu kita yang belum berbuah dalam bentuk nyata / materi, melainkan baru berupa sifat dan kemauan di alam pikiran dan perasaan kita, bila perbuatan masa lalunya telah melakukan perbuatan negatif, maka sekarang ia mempunyai sifat dan kemauan yang negatif, begitu juga sebaliknya. Bila kita sekarang telah mengerti dan yakin dalam ajaran Buddha, maka kita mampu merubah sifat yang jelek menjadi baik, yang sudah baik menjadi lebih baik lagi, hal ini dapat menjadi modal dasar untuk merubah nasib ke arah yang lebih baik / kebahagiaan.
C) Jasmani dan Rohani atau disebut Nama dan Rupa (Bentuk). Nama terbagi 4 yaitu :
Kita telah yakin dan bisa menjalankan kehidupan dalam jalan keBuddhaan, maka daya kemampuan jasmani dan rohani kita dapat meningkat lebih kuat dan kita dapat melakukan perbuatan yang dapat menciptakan hari esok yang lebih bahagia.