Bab 17
KeBuddhaan
Ketika pesamuan agung itu mendengar sabda Sang Buddha mengenai jangka panjang usiaNya, asamkhyeya mahluk tak terhitung banyaknya memperoleh manfaat yang kian melimpah ruah.
Kemudian Yang Maha Agung menyapa Bodhisatva Mahasatva Maitreya, seraya berkata: “Wahai Ajita! Ketika Aku memaklumi jangka panjang usiaKu, mahluk-mahluk sejumlah pasir-pasir di 680 puluhan ribu koti nayuta sungai Gangga mencapai Kebenaran Tiada Lahir. Lagi, Bodhisatva Mahasatva yang jumlahnya 1,000 kali lebih banyak mencapai dharani meresapi segala yang didengarnya. Lagi, Bodhisatva Mahasatva sejumlah debu-debu diseluruh dunia memperoleh kefasihan berceramah tanpa rintangan. Lagi, Bodhisatva Mahasatva sejumlah debu-debu diseluruh dunia mencapai dharani meresapi ratusan, ribuan, puluhan ribu koti ajaran Dharma yang tiada batasnya. Lagi, Bodhisatva Mahasatva sejumlah debu-debu di milyaran dunia berkemampuan memutar roda Dharma yang tiada surut. Lagi, Bodhisatva Mahasatva sejumlah debu-debu di jutaan dunia berkemampuan memutar roda Dharma suci. Lagi, Bodhisatva Mahasatva sejumlah debu-debu di ribuan dunia terjamin akan pencapaian Anuttara-Samyak-Sambodhi sesudah 8 kelahiran. Lagi, Bodhisatva Mahasatva sejumlah debu-debu di 4 dunia dari 4 benua terjamin akan pencapaian Anuttara-Samyak-Sambodhi sesudah 4 kelahiran. Lagi, Bodhisatva Mahasatva sejumlah debu-debu di 3 dunia dari 4 benua terjamin akan pencapaian Anuttara-Samyak-Sambodhi sesudah 3 kelahiran. Lagi, Bodhisatva Mahasatva sejumlah debu-debu di 2 dunia dari 4 benua terjamin akan pencapaian Anuttara-Samyak-Sambodhi sesudah 2 kelahiran. Lagi, Bodhisatva Mahasatva sejumlah debu-debu di 1 dunia dari 4 benua terjamin akan pencapaian Anuttara-Samyak-Sambodhi sesudah 1 kelahiran. Lagi, mahluk-mahluk sejumlah debu-debu di 8 dunia berbodhicita akan pencapaian Anuttara-Samyak-Sambodhi.”
Setelah Sang Buddha mentuturkan tentang manfaat yang kian melimpah ruah, dari langit turun berhujankan bunga-bunga mandarava dan maha mandarava yang tertabur diatas stupa permata Buddha Prabhutaratna dan para Buddha yang berasal dari Buddha Shakyamuni. Bunga-Bunga itu tertabur pula diatas seluruh kelompok Bodhisatva agung dan ke 4 gologan pengikut (Bhiksu, bhiksuni, upasaka, upasika). Tertabur pula bubuk-bubuk kayu cendana maupun bubuk-bubuk kayu gaharu. Dari tengah-tengah langit, terdengar genderang-genderang kesurgaan yang tertabuh sendirinya (tanpa ditabuh siapapun). Gaung merdunya yang dalam bergema jauh. Turun berhujankan pula ribuan ragam jubah kesurgaan yang bergelantungan bermacam-macam jenis kalung, yaitu kalung permata, kalung mani, kalung permata pengkabul keinginan yang semuanya tersebar ke 9 arah (10 arah terkecuali arah bawah). Dalam anglo-anglo pedupaan permata terbakar dedupaan berharga yang tak ternilai (terbakar sendirinya tanpa dibakar siapapun). Wanginya harum semerbak tersebar kemana-mana sebagai persembahan kepada pesamuan agung itu. Dari langit muncul para Bodhisatva yang masing-masing memegang spanduk dan tirai dalam barisan yang menjulang tinggi hingga mencapai surga KeBrahmaan. Semua Bodhisatva ini menyanyikan lagu-lagu pujian dengan suara yang indah mempersona sebagai pujaan kepada Buddha Prabhutaratna, Buddha Shakyamuni dan para Buddha yang berasal dariNya.
Kemudian Bodhisatva Mahasatva Maitreya bangkit dari duduknya, membentangkan pundak kanannya dan dengan tangan terkatup menghadap Sang Buddha seraya mengucapkan syair:
Sang Buddha telah menceramahkan Dharma
yang belum pernah kami dengar sebelumnya.
Beliau memiliki daya kekuatan maha gaib
dan jangka usiaNya pun tiada dapat terukur.
Putera-putera Buddha tak terhitung jumlahnya
ketika mendengar tuturan Sang Tathagata mengenai
keistimewaan manfaat Dharma yang kelak diperoleh mereka,
semuanya diliputi dengan rasa suka cita yang amat.
Adapun diantaranya mencapai tingkat tiada surut,
memperoleh kefasihan berbicara tanpa rintangan.
Adapun diantaranya mencapai dharani
meresapi puluhan ribu koti ajaran Dharma.
Para Bodhisatva sejumlah debu-debu di milyaran dunia
berkemampuan memutar roda Dharma tiada surut.
Para Bodhisatva sejumlah debu-debu di jutaan dunia
berkemampuan memutar roda Dharma suci.
Para Bodhisatva sejumlah debu-debu di ribuan dunia
terjamin akan pencapaian Anuttara-Samyak-Sambodhi sesudah 8 kelahiran.
Para Bodhisatva bagaikan debu-debu di 4 dunia dari 4 benua
terjamin akan pencapaian Anuttara-Samyak-Sambodhi sesudah 4 kelahiran.
Para Bodhisatva bagaikan debu-debu di 3 dunia dari 4 benua
terjamin akan pencapaian Anuttara-Samyak-Sambodhi sesudah 3 kelahiran.
Para Bodhisatva bagaikan debu-debu di 2 dunia dari 4 benua
terjamin akan pencapaian Anuttara-Samyak-Sambodhi sesudah 2 kelahiran.
Para Bodhisatva bagaikan debu-debu di 1 dunia dari 4 benua
(1 dunia = 1 gunung Sumeru + 4 benua disekelilingnya)
terjamin akan pencapaian Anuttara-Samyak-Sambodhi sesudah 1 kelahiran.
Ketika mendengar jangka panjang usia Buddha Shakyamuni,
para mahluk memperoleh manfaat yang kian melimpah ruah,
manfaat yang tak terbatas, tak terhingga dan tak tercela.
(Buah KeBuddhaan merupakan berkah pahala yang tiada taranya)
Lagi, para mahluk bagaikan debu-debu di 8 dunia,
berbodhicita akan pencapaian Anuttara-Samyak-Sambodhi.
Yang Maha Agung menguraikan Dharma menakjubkan,
sehingga para mahluk yang memperoleh manfaat darinya,
tak terhitung jumlahnya bagaikan langit yang terbentang luas.
Bebungaan mandarava dan maha mandarava turun bertaburkan.
(Bunga kesurgaan berwarna merah yang wanginya harum semerbak)
Para Sakra dan Brahma bagaikan pasir-pasir di sungai Gangga
berdatangan dari alam-alam Buddha yang tak terhitung.
Bubuk-bubuk kayu cendana dan gaharu turun bertaburkan,
bagaikan burung-burung yang berterbangan turun dari langit,
sebagai persembahan kepada para Buddha (Shakyamuni).
Bergema dari langit tetabuhan genderang kesurgaan.
Puluhan ribu koti jubah kesurgaan berkibar dan berputar turun.
Anglo-anglo pedupaan bertatah manikam,
membakar (dengan sendirinya) dedupaan yang tak ternilai.
heharumannya merembes kemana-mana sebagai persembahan
kepada seluruh Buddha Shakyamuni dan Buddha Prabhutaratna.
Muncul kelompok Bodhisatva-Bodhisatva agung
dalam barisan yang menjulang tinggi hingga mencapai surga KeBrahmaan.
Para Bodhisatva ini memegang puluhan ribu koti ragam spanduk dan tirai,
yang semuanya berhiaskan 7 benda berharga, tinggi serta menakjubkan.
Dihadapan masing-masing raga Shakyamuni,
bergelantungan spanduk-spanduk pujian terbuat dari manikam asri.
(Tertera kalimat-kalimat pujian di bendera-bendera tersebut)
Dengan ribuan, puluhan ribu syair lagu-lagu pujian
mereka memuja Buddha Shakyamuni dan Buddha Prabhutaratna.
Hal beraneka ragam yang sedemikian,
belumlah pernah kami saksikan sebelumnya.
Mendengar jangka usia Sang Buddha yang sekian panjang,
seluruh para hadirin diliputi dengan rasa suka cita.
Nama dari Buddha Shakyamuni terdengar di 10 penjuru,
menguntungkan dan menyuburkan akar-akar kebajikan segenap mahluk
sehingga semuanya berbodhicita akan pencapaian Anuttara-Samyak-Sambodhi.
Kemudian Sang Buddha menyapa Bodhisatva Mahasatva Maitreya, seraya berkata: “Wahai Ajita! Bilamana terdapat mahluk yang mendengar tentang jangka panjang usia Sang Buddha, kemudian dapat mempercayai dan memahaminya meski hanya sesaat, maka manfaat yang diperolehnya sungguh tak terbatasi. Seandainya terdapat putera-puteri baik selama 800 ribu koti nayuta kalpa melaksanakan ke 5 macam paramita – yaitu 1.Dana paramita 2.Sila paramita 3.Kshanti paramita 4.Virya paramita 5.Samadhi paramita. Namun demikian manfaat yang diperoleh mereka tidak mencapai satu per seratus, satu per seribu maupun satu per ratusan ribu puluh ribu koti dari manfaat yang dijelaskan tadi. Sungguh diluar hitungan, perumpamaan maupun perbandingan. Putera-puteri baik ini, karena telah mendengar jangka panjang usia Buddha Shakyamuni, kelak mencapai Anuttara-Samyak-Sambodhi (Tiada berkah pahala yang melampaui buah KeBuddhaan).”
Kemudian Yang Maha Agung berkenan memaklumi kembali maksudnya, maka bersabdalah Beliau dengan syair:
Seandainya terdapat seseorang yang
selama 800 ribu koti nayuta kalpa
melaksanakan ke 5 macam paramita,
selama banyak kalpa itu melaksanakan Dana paramita
memberi persembahan kepada para Buddha dan BodhisatvaNya,
maupun pengikut-pengikut Pratyekabuddha dan SravakaNya,
mempersembahkan segala macam kelezatan dan minuman,
serta jubah-pakaian mewah dan perabotan-perabotan tidur,
membangun biara-biara terbuat dari kayu cendana
dilengkapi dengan tetanaman dan semak-semak;
Lebih-lebih lagi, ia melaksanakan Sila paramita,
mentaati keseluruhan Sila dengan murni tanpa kekeliruan.
Lebih-lebih lagi, ia melakasanakan Kshanti paramita
senantiasa berlemah lembut menahan cacian,
dengan hati tabah dan kokoh tak tergoyahkan.
Meski dipandang remeh oleh mereka yang berhati angkuh,
yang mengaku dirinya telah mencapai apa yang belum dicapainya.
Dihina, dikutuk, dicerca, diusik dan dipandang remeh olehnya;
Lebih-lebih lagi, ia melaksanakan Virya paramita
senantiasa bersemangat dan bertekad teguh
selama berkoti-koti kalpa yang tak terjumlah,
sepenuhnya tanpa kelalaian,
berkediaman di tempat terpencil yang sunyi;
Lebih-lebih lagi, ia melaksanakan Samadhi paramita
baik duduk maupun berkelena,
mengerahkan seluruh ketekunan tanpa tidur,
senantiasa memusatkan pikiran mencapai berbagai tingkat Samadhi
dengan hati tenteram dan tiada pernah tergusar, seraya berkata:
“Akan aku tuntaskan seluruh tingkat-tingkat Samadhi
hingga mencapai kebijaksanaan sempurna.”
Seandainya seseorang selama 800 ribu koti nayuta kalpa
melaksanakan ke 5 macam paramita seperti yang telah dijelaskan,
namun mereka yang mendengar tentang jangka panjang usiaKu
dan dapat mempercayainya meski hanya sesaat,
akan meraih manfaat berkah pahala yang melampaui orang demikian.
(Karena mereka kelak mencapai Anuttara-Samyak-Sambodhi)
Bilamana seseorang bebas sepenuhnya dari segala keraguan,
dan jika dari dalam-dalam lubuk hatinya,
ia meyakininya meski hanya sesaat,
maka demikianlah manfaat berkah pahalanya.
Bodhisatva-Bodhisatva yang telah sekian banyak kalpa menjalankan Dharma
ketika mendengar pernyataan tentang jangka panjang usiaKu,
akan dapat mempercayai dan menerimanya dengan sepenuh hati.
Mereka akan bersyukur menerima Sutra ini, seraya berkata:
“Dimasa mendatang (ketika menjadi Buddha),
kami pun dengan usia (Buddha) yang sedemikian panjang
akan menyelamatkan para mahluk.
Seperti Sang Buddha sekarang ini, Raja Shakya,
menderu bak Simba menderu,
ketika duduk di Teras KeBodhian
menceramahkan Dharma tanpa gentar.
Demikian pula kita dimasa mendatang
dimuliakan dan dipuja oleh mahluk dari segenap jurusan,
ketika duduk di Teras Penerangan,
menyatakan jangka panjang usia kami yang sedemikian rupa.”
Bagi mereka yang mendalami ajaran-ajaran Dharma,
terpelajar dan mampu meresapi semua yang didengarnya,
berwatak lurus, tegak dan jujur,
teguh meyakini sabdaan Sang Buddha
maka orang-orang demikian tiada akan ragu
ketika mendengar tentang jangka panjang usia Shakyamuni.
“Lagi Ajita, bilamana seseorang setelah mendengar tentang jangka panjang usiaKu dan kemudian dapat memahami maknanya, maka manfaat yang diperolehnya tiada terbatas ataupun terukur. Ia kelak mencapai kebijaksanaan sempurna Sang Tathagata. Lebih-lebih lagi, jika secara meluas ia mendengar Sutra ini, serta menyebabkan orang lain mendengarnya, menjunjunginya (melaksanakannya) serta menyebabkan orang lain menjunjunginya, menulisnya (melestarikannya) serta menyebabkan orang lain menulisnya, memuliakannya dengan bebungaan, dedupaan, kalungan, panji, bendera, tirai, minyak wewangian, lampu berminyak harum sebagai pujuaan kepada Sutra ini. Maka manfaat berkah pahala yang diperolehnya luas tak terhingga, akan dicapainya kebijaksanaan sempurna.
“Wahai Ajita! Bilamana putera-puteri baik setelah mendengar tentang jangka panjang usiaKu, dan dari lubuk hatinya yang sedalam-dalam, mereka mempercayai dan memahaminya, maka akan disaksikan mereka Sang Buddha yang senantiasa berada di puncak gunung Gridhrakuta menceramahkan Dharma kepada kelompok para Bodhisatva dan Sravaka. Mereka akan saksikan pula dunia Saha ini, yang buminya berhiaskan lapis lazuli, rata dan datar, 8 jalanannya ditandai keemasan Jambunada dan dibatasi pepohonan permata, lengkap dengan teras, menara dan serambi-serambi permata. Ia akan saksikan pula kelompok para Bodhisatva yang menghuninya. Mereka yang penuh keyakinan terhadap jangka panjang usiaKu akan dapat menyaksikannya.
“Sesudah kemokshaan Sang Tathagata, jika terdapat mereka yang mendengar Sutra ini dan kemudian bersuka cita tanpa mencelanya, maka ketahuilah bahwa mereka telah meyakininya dengan sepenuh hati. Mereka yang membaca, menghafalkan dan menjunjungi Sutra Teratai ini sesungguhnya menjunjungi Sang Tathagata diatas kepalanya.
“Wahai Ajita! Putera-puteri baik ini tidak perlu mendirikan stupa-stupa, candi-candi maupun biara-biara untukKu. Mereka tidak perlu membuat ke 4 macam persembahan (1.Jubah & Pakaian 2.Perabotan tidur 3.Santapan & Minuman 4.Obat-obatan) kepada komunita SanghaKu. Mengapa? Karena betapapun juga putera-puteri baik ini dengan menerima, menjunjungi, membaca dan menghafalkan Sutra ini (seolah-olah) telah mendirikan buatKu stupa-stupa. Mereka (seolah-olah) telah membangun biara-biara dan membuat ke 4 macam persembahan kepada komunita SanghaKu. Ketahuilah bahwa mereka (seolah-olah) telah mendirikan stupa-stupa berhiaskan 7 benda berharga (1.Emas 2.Perak 3.Lapis lazuli 4.Batu bulan 5.Batu mulia 6.Mutiara 7.Cornelian) untuk penempatan relik-relik Sang Buddha, lapang dan luas pada dasarnya dan menjulang tinggi mencapai puncak surga KeBrahmaan, yang semuanya bergelantungan bendera-bendera, tirai-tirai, dan genta-lonceng permata, lengkap dengan hiasan bebungaan, dedupaan, kalungan, bubuk dedupaan, salep dedupaan, dupa, genderang, alat-alat musik, seruling, harpa, dan segala macam tarian dan lagu pujian yang menakjubkan. Mereka seakan-akan telah memuliakanKu dengan pujaan-pujaan tersebut selama ribuan, puluhan ribu koti kalpa yang tak terbatas!
“Wahai Ajita! Sesudah kemokshaanKu, jika terdapat mereka yang mendengarkan Sutra ini, kemudian menerima dan menjunjunginya, menulis serta menyebabkan orang lain menulisnya, maka mereka seolah-olah telah membangun biara-biara, dan dengan kayu cendana merah mendirikan pula 32 aula (ruangan) setinggi 8 pohon tala, lapang dan luas, untuk mengakomodasikan ratusan ribu biarawan. Biara-biara tersebut dilengkapi dengan tetanaman, semak-semak, kolam renang, kolam hiasan, taman olah-raga, gua meditasi, pakaian, santapan, minuman, perabotan tidur, obat-obatan dan segala kebutuhan lainnya. Ruangan dan biara-biara demikian sejumlah ratusan, ribu, puluhan ribu koti yang tak terhitung. Semuanya ini seakan-akan telah dipersembahkan kepadaKu dan SanghaKu.
“Maka kini Ku katakan, sesudah kemokshaan Sang Tathagata, jika terdapat mereka yang menerima, menjunjungi, membaca dan menghafalkan Sutra ini, memakluminya kepada orang lain, menulisnya sendiri maupun menyebabkan orang lain menulisnya, serta memuliakan Sutra ini, maka tidak perlu mereka mendirikan stupa-stupa, candi-candi, biara-biara ataupun membuat persembahan kepada komunita SanghaKu. Lebih-lebih lagi, mereka yang menjunjungi Sutra ini serta mencurahkan diri untuk melaksanakan ke 6 paramita, yaitu 1.Dana 2.Sila 3.Tabah 4.Tekun 5.Samadhi 6.Kebijaksanaan. Kebajikan mereka adalah yang tertinggi, tak terbatas dan tak terhingga bagaikan langit yang terbentang luas di timur, barat, utara, selatan, 4 arah ditengah-tengahnya, atas dan bawah. Demikianlah berkah pahala yang diperoleh orang-orang ini. Dengan lekas mereka akan mencapai kebijaksanaan sempurna.
“Jika seseorang membaca, menghafalkan, menerima dan menjunjungi Sutra ini, memakluminya kepada orang lain, menulis serta menyebabkan orang lain menulisnya, mendirikan stupa-stupa, membangun biara-biara, membuat persembahan kepada komunita SanghaKu. Dengan ratusan, ribu, puluhan ribu koti pemujaan memuja jasa-jasa para Bodhisatva, dengan berbagai macam sebab musabab, perumpamaan dan cara bijaksana memaklumi Sutra Teratai ini, tekun mentaati sila, bergaul dengan mereka yang berlemah lembut, senantiasa tabah tiada pernah marah, bertekad teguh, giat melaksanakan meditasi, mencapai tingkat-tingkat samadhi, tekun dan bersemangat, menguasai berbagai ajaran Dharma, cerdas dan berkebijaksanaan, pandai menjawab pertanyaan rumit – Wahai Ajita! Sesudah kemokshaanKu, jika terdapat putera-puteri baik yang menerima, menjunjungi, membaca dan menghafalkan Sutra ini serta memiliki kebajikan yang sedemikian rupa, maka ketahuilah bahwa mereka telah maju ke Teras KeBodhian, mendekati Anuttara-Samyak-Sambodhi. Wahai Ajita! Dimanapun juga putera-puteri baik ini berada, baik duduk, berdiri, berkelena, berolah-raga, maka disana dirikanlah sebuah stupa dan memuliakannya dengan segala macam persembahan seolah-olah memuliakan stupa Buddha sendiri!”
Kemudian Yang Maha Agung berkenan memaklumi kembali maksudnya, maka bersabdalah Beliau dengan syair:
Sesudah kemokshaanKu nanti,
jika seseorang memuliakan dan menjunjungi Sutra ini
maka berkah pahalanya luas tak terhingga,
seperti yang telah Ku jelaskan tadi.
Ia seolah-olah telah memuliakanKu dengan segala macam pujaan,
mendirikan buatKu stupa-stupa berhiaskan 7 benda berharga
untuk penempatan relik-relik Sang Buddha,
lapang dan luas pada dasarnya,
dan menjulang tinggi mencapai surga KeBrahmaan,
bergelantungan puluhan ribu koti genta-genta permata,
yang bunyi merdu syadu (ketika tertiup angin).
Dan selama berkalpa-kalpa yang tak terbatas,
ia seolah-olah memuliakannya dengan segala macam
bebungaan, dedupaan, kalungan, pakaian dan alunan musik,
serta menyalakan lampu-lampu berminyak wangi
yang senantiasa menerangi sekelilingnya.
Didalam masa akhir Dharma nanti,
jika terdapat mereka yang menjunjungi Sutra ini,
maka mereka seolah-olah telah memuliakanKu dengan
segala macam pujaan seperti yang dijelaskan tadi.
Mereka yang menjunjungi Sutra ini,
seolah-seolah telah membangun biara-biara,
dan dengan kayu cendana merah mendirikan 32 aula,
setinggi 8 pohon tala, lapang dan luas,
untuk mengakomodasikan ratusan ribu biarawan,
lengkap dengan tetanaman, semak-semak, kolam renang,
kolam hiasan, taman olah-raga, gua meditasi, pakaian,
santapan, minuman, perabotan tidur, obat-obatan
dan segala macam kebutuhan lainnya.
Ruangan dan biara-biara demikian sejumlah
ratusan, ribu, puluahan ribu koti yang tak terhitung.
Semuanya ini seolah-olah telah dipersembahkan kepadaKu dan SanghaKu.
Jika seseorang dengan hati penuh keyakinan dan pemahaman,
menerima, menjunjungi, membaca, menghafalkan Sutra ini,
menulis serta menyebabkan orang lain menulisnya,
memuliakannya dengan segala macam
bebungaan, dedupaan, bubuk dedupaan,
senantiasa menyalakan lampu berminyak wangi
dari bunga sumana, champaka, atimuktaka,
maka berkah pahala yang diraihnya luas tak terhingga,
bagaikan langit yang terbentang luas.
Demikianlah berkah pahalanya.
Lebih-lebih lagi, jika ia menjunjungi Sutra Teratai ini,
serta mencurahkan diri untuk melaksanakan ke 6 paramita,
(1.Dana 2.Sila 3.Tabah 4.Tekun 5.Samadhi 6.Kebijaksanaan)
memuliakan stupa-stupa Sang Tathagata,
berendah hati dihadapan Sangha,
tiada pernah berhati angkuh,
senantiasa mendalami kebijaksanaan,
tiada marah ketika ditanyakan persoalan rumit,
tetapi menjawabnya dengan lemah lembut –
Maka berkah pahala yang diperoleh mereka tiada batasnya.
Menjumpai guru Dharma yang sedemikian rupa,
taburkanlah bunga-bunga kesurgaan diatasnya,
persembahkanlah ia dengan jubah dan pakaian kesurgaan,
bersujudlah dihadapannya seolah-olah menghormati Buddha sendiri.
Kemudian renungkanlah demikian:
‘Tidak lama lagi ia akan maju ke Teras Penerangan
mencapai tingkat samadhi yang tak tercela,
memberi manfaat yang melimpah ruah bagi para dewata dan manusia.’
Dimanapun ia berada, baik berkelena, duduk maupun berbaring,
membaca dan menghalfalkan meski hanya sesyair dari Sutra ini,
maka disana dirikanlah sebuah stupa dihias selayaknya
dan dimuliakan dengan segala macam pujaan.
Bilamana putera Buddha ini menghadiri tempat-tempat demikian,
maka Sang Buddha sendiri akan mempergunakan stupa-stupa tersebut,
senantiasa berkelena, duduk dan berbaring didalamnya.