Aktivitas mental yang intens bisa membantu otak untuk tumbuh, menangkal atrofi yang terjadi saat usia bertambah. Meditasi juga dapat memperlambat kemerosotan fungsi otak.
OTAK kesehariannya sering kali dibanjiri pikiran yang menyebabkan seseorang dilanda stres. Agar otak menjadi tenang, Anda bisa menyempatkan untuk bermeditasi. Bermeditasi bisa membuat otak lebih tenang di tengah-tengah tekanan yang menimpa, sehingga otak bisa mendapatkan ruang untuk kembali bernapas.
Penelitian dari University of California menemukan bahwa orang yang bermeditasi secara rutin bisa membantu mengurangi penurunan fungsi otak seiring pertambahan usia. Demikian seperti dilansir dari Men- shealth, yang ditulis pada Selasa (14/4).
Peneliti menganalisa hasil pemindaian otak dan menemukan bahwa orang yang lebih tua memiliki jaringan otak yang lebih kecil, daripada peserta penelitian yang lebih muda. Ini tidaklah mengejutkan, penelitian lain juga menunjukkan bahwa otak akan menyusut mulai usia 20 tahunan yang menurunkan fungsi mengingat.
Namun, otak orang-orang yang diketahui telah lama biasa melakukan meditasi (dengan berbagai metode) penurunan fungsi otak mereka berjalan lebih lambat. Menurut penulis studi Florian Kurth, MD, PhD, meditasi ibaratnya seperti olahraga untuk otak.
Aktivitas mental yang intens bisa membantu otak untuk tumbuh, menangkal atrofi yang terjadi saat usia bertambah. Ada juga kemungkinan bahwa meditasi memperlambat kemerosotan fungsi otak di awal dengan mengurangi stres dan efek berbahaya dari stres, Dr Florian kata.
Jika Anda cenderung lebih senang melakukan banyak hal daripada menjadi meditator, pada awalnya Anda mungkin butuh kesabaran lebih. Dengan hanya meditasi setidaknya tiga menit, itu cukup untuk membuat setiap orang bertahan dan mampu menyelamatkan otak mereka.
“Cobalah untuk berlatih setiap hari. Kita tahu dari penelitian ilmiah bahwa setelah terbiasa bermeditasi selama empat sampai enam minggu, Anda benar-benar dapat melihat perubahan dalam otak Anda,” kata Dr Florian.
Burger Curi Kecerdasan Otak
Makan burger dan kentang goreng tidak hanya dapat menambah berat badan. Penelitian terbaru membuktikan bahwa makanan tersebut dapat mencuri kecerdasan otak Anda. Penelitian ini ditemukan pada kelompok remaja berumur 14 tahun. Setelah mereka diteliti ulang pada usia 17 tahun, nilai mereka dalam sejumlah tugas kognitif lebih rendah dibanding kelompok remaja yang lebih banyak mengonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan.
Peneliti studi tersebut, Dr Nyaradi, mengatakan ada beberapa faktor yang mungkin berhubungan dengan penurunan kognitif, seperti tingkat asam lemak omega-6 dalam daging merah dan makanan yang digoreng.
Menurut Science NetWork, fungsi metabolisme dari omega-3 dan omega-6 dalam diet Barat tidak seimbang dengan rasio, seharusnya 1:1 menjadi 1:20 sampai Antara omega-3 dan omega-6 diharuskan seimbang karena keduanya bersinergi.
Dr Nyardi menyampaikan kepada Science Network bahwa asupan tinggi lemak jenuh dan karbohidrat terkait dengan penurunan fungsi hippocampus, bagian otak yang terlibat dalam pembelajaran dan memori, yang akan bertambah volume selama masa remaja. Studi ini juga menemukan bahwa pola diet orang Barat sering mengonsumsi kentang goreng,daging merah dan daging olahan, serta minuman ringan lainnya mempengaruhi waktu respon, kemampuan mental, perhatian visual, kemampuan belajar, dan memori.
“Masa remaja merupakan periode penting bagi perkembangan otak. Pola makan buruk bisa menjadi faktor risiko yang signifikan selama periode tersebut. Studi kami mendukung teori ini,” tutur Dr Nyardi seperti dilansir Dailymail, baru-baru ini.* osm