-
Category: Doa-doa
-
Hits: 78058
Tata cara mendoakan orang yang telah meninggal dunia :
1. Beritahukan kepada keluarganya bila yang sakit sudah parah, cara menolong yang akan meninggal dengan :
♦ Mengajak keluarganya untuk ber-Buddha smrti / Nian Fo.
♦ Menasehati yang sakit, agar rela dan selalu ingat yang baik, ingat Oh Mee Toh Fo dan Kwan She Im Po Sat (dengan cara Buddha Smrti / Nian Fo).
♦ Tidak menceritakan hal-hal yang dapat membuat si sakit sedih, marah atau kecewa.
2. Bila yang sakit telah menghembuskan napas terakhir, beritahukan kepada pihak keluarganya :
♦ Harus tabah menerima dan rela melepaskan dia.
♦ Buddha Smrti/ Nian Fo minimal selama 10 menit setelah yang sakit menghembuskan napas terakhir (bila memungkinkan tentu lebih banyak lebih bagus).
♦ Bagi yang meninggal di rumah sakit, keluarga mohon waktu 10 menit kepada pihak rumah sakit untuk Nian Fo.
Buka kain putih penutuh jenazah dan seluruh anggota keluarga Nian Fo selama 10 menit, kemudian jenazah ditutup kembali dengan kain putih.
Sewaktu jenazah di dorong ke ruang jenazah keluarga mengiringinya dengan Nian Fo hingga sampai di depan kamar jenazah.
♦ Tidak menangis di hadapan yang meninggal.
♦ Setelah Nian Fo minimal 10 menit kepada yang baru meninggal, keluarga dianjurkan segera menghubungi vihara untuk diajarkan Mantra Mensucikan dan Memandikan Jenazah.
♦ Mengingatkan pihak keluarga untuk tidak menangis di depan jenazah.
♦ Jaga agar air mata tidak kena jenazah.
♦ Pakaian dan barang-barang bekas yang meninggal jangan dimasukkan semua ke dalam peti, sebaiknya disumbangkan kepada fakir miskin yang membutuhkan.
Hal ini berarti berdana menolong yang susah, pahalanya akan sangat membantu yang meninggal untuk tumimbal lahir di alam yang lebih baik, bahkan ke Surga Sukhavati.
♦ Kantong-kantong baju maupun celana yang akan dimasukkan ke dalam peti harus dibolongkan (tradisi).
♦ Bila masuk peti tidak lebih dari 8 jam setelah meninggal, sebaiknya tidak perlu diberi formalin, karena sangat sakit bagi yang baru meninggal.
Sebelum jenazah dimandikan, terlebih dahulu jenazah harus disucikan dengan membaca mantra Pengsucian Jenazah.
3. Persyaratan untuk membantu almarhum / ah yang meninggal, agar bisa tumimbal lahir di alam yang lebih baik sampai terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati :
I. Dalam 49 hari keluarga jangan bertengkar / ribut-ribut. Bila ada selisih pendapat, salah satu pihak yang lebih sadar harus mengalah.
Karena dalam waktu selama 49 hari roh yang meninggal masih bisa merasakan kesusahan keluarganya.
Sehingga, bila ada pcrtengkaran antara anak bisa mengakibatkan yang meninggal terganggu dalam perjalanan ke Tanah Suci Surga Sukhavati.
II. Keluarga harus mau Nian Fo untuk yang meninggal dunia dengan mengatakan :
almarhum / ah ..... (nama alm / ah) hidup manusia di dunia ini tidak kekal.
Ada kehidupan pasti ada kematian.
Oleh karena itu, ikut Oh Mee Toh Fo ke Tanah Suci Surga Sukhavati.
Anak-anak ..…(nama alm / ah) masing-masing ada rejekinya dan bisa menjadi manusia berguna. Yang penting ikut Oh Mee Toh Fo.
Ingat jangan pedulikan apa-apa yang dilihat dan jangan takut. Bacalah “Namo Oh Mee Toh Fo” terus-menerus,
Pasti Oh Mee Toh Fo, Kwan She Im Po Sat menyertaimu ke Tanah Suci Surga Sukhavati “Namo Oh Mee Toh Fo, (10x)
III. Keluarganya mau hidup prihatin selama 49 hari dengan cara vegetarian dan menjalankan sila, tidak jahat dan berbuat bodoh, serta mengendalikan diri.
IV. Berdana dengan materi maupun tenaga dan bekerja sebagai pekerja sosial.
Bila keluarganya mampu, maka semua sumbangan / Pe Pao disumbangkan kepada vihara atau digunakan untuk mencetak kitab suci.
Bila dalam anggota keluarganya ada salah satu yang sangat miskin, maka semua Pe Pao yang dikumpulkan diberikan kepada anggota keluarga yang sangat miskin tersebut.
Hal ini sama artanya telah berdana menolong orang/ keluarga yang membutuhkan.
Bila keluarganya tidak mampu, uang pe pao dapat digunakan untuk membiayai semua pengeluaran untuk mengurus kematian.
sisanya diberikan kepada anak yang termiskin sebagai bibit hoki dari almarhum / ah.
4. Sembahyang orang yang meninggal dunia :
a. Saat masuk peti dan tutup peti: sembahyang pensucian jenazah.
b. Sembahyang malam kembang
c. Sembahyang sebelum jenazah di berangkatkan (Pat Thie Kong dan angkat peti)
d. Sembahyang di kuburan / kremasi
e. Berdoa saat pengambilan abu
f. Sembahyang saat abu masuk ke rumah abu / dilepas ke laut
g. Sembahyang setiap 7 hari setelah meninggalnya sampai 49 hari, 100 hari, 1 tahun, 3 tahun dan seterusnya setiap hari meninggalnya diperingati sebagai pahlawan keluarga.
h. Usahakan setiap tahun ikut sembahyang ulambana / cioko
5. A. Doa melayat orang yang meninggal dunia, Orang yang meninggal sesama umat Buddha.
Dengan sikap tangan beranjali didepan jenazah berdoa sebagai berikut :
almarhum / ah ..... (nama alm / ah)
Kehidupan manusia di dunia ini tidak kekal.
Ada kehidupan pasti ada kematian.
Ada saatnya berkumpul tentu ada saatnya berpisah
Hanya dengan membaca Oh Mee Toh Fo yang bisa
kupersembahkan
Semoga engkau ikut Oh Mee Toh Fo ke Surga Sukhavati.
Baca “Namo Oh Mee Toh Fo” (10x), kemudian memberi hormat dengan menganggukkan kepala 3x.
almarhum(nama
Kehidupan manusia di dunia ini tidak kekal.
Ada kehidupan pasti ada kematian.
Ada saatnya berkumpul tentu ada saatnya berpisah
Semoga engkau pergi ke tempat yang sesuai dengan agama dan keyakinanmu.
Hanya dengan membaca Oh Mee Toh Fo yang bisa kupersembahkan
Baca “Namo Oh Mee Toh Fo” (10x), kemudian memberi hormat dengan menganggukkan kepala 3x.
B. Orang yang meninggal beragama lain,
Dengan sikap tangan beranjali di depan jenazah berdoa sebagai berikut :
almarhum / ah "…(nama alm / ah)
Kehidupan manusia di dunia ini tidak kekal.
Ada kehidupan pasti ada kematian.
Ada saatnya berkumpul tentu ada saatnya berpisah.
Semoga engkau pergi ke tempat yang sesuai dengan agama dan keyakinanmu.
Hanya dengan membaca Oh Mee Toh Fo yang bisa kupersembahkan.
Baca "Namo Oh Mee Toh Fo” (10x), kemudian memberi hormat dengan menganggukkan kepala 3x.
6. Sembahyang Leluhur / Sin Cu / pahlawan keluarga
Sembahyang leluhur pada hakekatnya adalah choki atau memperingati jasa / budi pahlawan keluarga (sin cu / lian wei). Untuk itu, dalam setahun dilakukan beberapa kali sembahyang :
♦ Sembahyang memperingati hari meninggalnya (untuk yang meninggal yang diperingati adalah hari meninggalnya, bukan hari lahimya.)
♦ Sembahyang adat / cheng beng
♦ ulambana / Chit Gwee
♦ Sembahyang penutup tahun (sebelum sin chia).
Alangkah baiknya bila ada anak cucu yang mau menikah, terlebih dahulu melakukan sembahyang untuk melaporkan kepada almarhum / ah.
Tata cara sembahyang choki : cuci tangan, nyalakan dupa / hio 1 batang atau 3 batang, berdoa sebagai berikut :
almarhum / ah "…(nama alm / ah) (menyampaikan maksud : misal melaporkan akan menikah).
Kehidupan manusia di dunia ini tidak kekal.
Ada kehidupan pasti ada kematian.
Bila engkau belum tumimbal lahir, ikutlah Oh Mee Toh Fo ke Tanah Suci Surga Sukhavati.
Anak-anak .,…(nama alm / ah) masing-masing ada rejekinya dan bisa menjadi manusia berguna.
Yang penting engkau dengan tenang ikut Oh Mee Toh Fo. “Namo Oh Mee Toh Fo” (10x)
Alangkah baiknya bila setelah membaca Namo Oh Mee To Fo ditambah dengan membaca ayat kitab suci :
1 • Lian che chan.
2 • Baca nama yang dimuliakan / Vandana (shen hao) : Namo Ta Pei Kwan She Im Po Sat (3x);
3 • Baca mantra dan sutra :
♦ Maha Karuna Dharani (Ta Pei Cou)
♦ 'Prajnaparamita Hrdaya Sutra (Po Je Po Lo Mi To Shin Ching)
♦ Mantra ke-9 dari Sepuluh Mantra Pendek (SUKHAVATIVYUHA DHARANI / WANG SEN CING THU SEN COU) 3x/ 5x/ 7x/ 12x/ 21 x/ 49x/ 88x/ 108x.
♦ Mantra pemberian sajian makanan (Pien Shi Cou)
♦ Gatha pujian Buddha (Mi To chan / Oh Mee To Fo shen jing she ...)
♦ Buddha smrti / Nian Fo.
♦ Doa untuk terbebas dari tumimbal lahir (Renungan dan Prasetya Maha Bodhisattva Yang Penuh Welas Asih / Yi Xin Gui Ming)
♦ Penyaluran jasa / hui siang ke Surga Sukhavati (wang shen shi Fang …)
Bila ingin lebih lengkap lagi, setelah membaca Prajnaparamita Hrdaya Sutra (Po Je Po Lo Mi To Shin Ching) ditambah dengan membaca Mi Tuo Cing.
Catatan :
Bila anak cucu merasa tidak perlu choki lagi atau karena ada alasan lainnya, maka dianjurkan untuk menulis nama alm / ah di Vihara yang ada sembayang secara rutin.
Svaha.