-
Category: Doa-doa
-
Hits: 5634
Tahap-tahap berdoa (thiam hio) di vihara, di rumah dan lain-lain, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa (Thi Kong), kepada para Buddha / Bodhisattva atau para Dewa :
Membersihkan diri, minimal mencuci tangan dan berkumur.
Menghadap altar yang dipuja :
wensin, nyalakan hio / dupa.
Dengan tangan memegang hio / dupa dan berlutut / berdiri di atas lutut, Namaskara / pai kui (3x).
Namaskara / pai kui pertama, saat dahi menyentuh bumi ucapkan :
“aku berlindung kepada Buddha / Namo Buddhaya".
Namaskara / pai kui kedua, saat dahi menyentuh bumi ucapkan :
“aku berlindung kepada Dharma / Namo Dharmaya".
Namaskara / pai kui ketiga, saat dahi menyentuh bumi ucapkan :
“aku berlindung kepada Sangha / Namo Sanghaya".
Ditutup dengan mengucapkan :
“aku berlindung kepada Amitabha Buddha / Namo Amitabha Buddhaya / Namo Oh Mee Toh Fo”.
(Catatan : Setiap namaskara / pai kui selalu menyebut Namo Buddhaya, Namo Dharmaya, Namo Sanghaya, Namo Amitabha Buddhaya. Untuk lebih jelas perihal namaskara / pai kui dapat dilihat pada Tata cara sembahyang).
Mengundang kehadiran-Nya : dengan sujud kami mengundang,
Memuliakan nama yang dipuja / vandana, Membaca mantra dan sutra yang dikehendaki,
Doa pribadi,
Membangkitkan tekad,
Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati : ..............
semoga terjadilah hendaknya.
Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara / Put Kui (3x).
Catatan :
Bila keadaan memungkinkan lebih baik sembahyang dengan menggunakan hio / dupa (hio dipegang di tangan) dengan sikap berdiri di atas lutut. Jika tidak memungkinkan / cukup hanya dengan berdiri di atas lutut tanpa memegang hio.
Dalam melaksanakan doa keinginan pribadi, lebih baik kita mempersembahkan lilin / pelita, saat menyalakannya berdoa :
Kami persembahkan penerangan ini kepada Kwan She Im Po Sat dan para Dewa Pelindung Dharma yang penuh welas asih, terangilah perjalanan hidupku atau semoga (doa pribadi), ditutup dengan membaca “Om Vajra Aloke Ah Hum” (3x)
Svaha.